Rabu, 17 Februari 2010

Kerusakan Situs Majapahit Terlihat Sejak 26 November

Jakarta: Direktur Peninggalan Purbakala Direktorat Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Soeroso menyatakan kerusakan situs Majapahit di Trowulan Jawa Timur diketahui pertama kali dari arsitek Pusat Informasi Majapahit, Baskoro Tedjo. "Ia melihat terlalu banyak struktur bangunan di situs," ungkap Soeroso ketika dihubungi Kamis (14/1).

Baskoro melihat situs tersebut pada 26 November 2008 lalu, setelah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata meletakkan batu pertama pada pembangunan pusat infomasi tanggal 3 November. Temuan Baskoro, kata Soeroso kemudian dilaporkan ke Direktorat Sejarah dan Purbakala. Maka Soeroso, bersama beberapa arkeolog termasuk Mundardjito dari Universitas Indonesia segera meluncur ke Trowulan pada awal Desember.

Rekomendasi tim setelah kunjugan tersebut adalah dihentikan. Diakui Soeroso proyek memang berhenti sementara selama 1 pekan, tapi kemudian jalan lagi dalam pengawasan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto. "Balai ini pulalah yang melakukan pengawasan kontraktor," jelasnya.

Selama pemugaran, Balai Pelestarian kata Soeroso merupakan pengawas langsung. Maka Departemen tidak terlibat lebih jauh. Namun setelah penghentian satu pekan dan proyek tetap diteruskan, maka kata Soeroso, Mundardjito berang ketika mengecek penghentian pada 15 Desember. Akhirnya tanggal 19 Desember, tim Departemen bersama arkeolog rapat dengan tim memutuskan untuk dihentikan, tapi tiba-tiba beritanya sudah muncul di harian nasional.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengaku sudah menerima usulan penghentian sejak di Pacitan ketika meresmikan Museum Jenderal Soedirman pada 15 Desember.

Setelah polemik Majapahit mengemuka, pada tanggal 21 Desember Soeroso dipanggil Menteri Jero mengklarifikasi situasi di Trowulan. Akhirnya mulai tanggal 23 Desember, pemugaran benar-benar berhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

siap berkontribusi?