Selasa, 13 Oktober 2009

Industri Bata Merah dituding Rusak Situs Majapahit

tempointeraktif.com
Jum'at, 02 Januari 2009

TEMPO Interaktif, Jakarta:Para arkeolog menuntut pemerintah pusat dan daerah segera menertibkan keberadaan ribuan industri bata merah di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Perusahaan bata merah terbukti menghancurkan situs dan artefak peradaban kerajaan Majapahit setelah berpuluh-puluh tahun tanah Trowulan digunakan untuk bahan baku. Akibatnya, "permukaan tanah di hampir seluruh wilayah Trowulan turun dua meter lebih karena terus dikeduk untuk bahan baku bata merah, tapi pemerintah membiarkan saja. Ini sudah tahun 2009," kata Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia, Mundardjito, melalui telepon, hari ini.

Dari penelian para arkeolog, saat ini di sekitar Trowulan terdapat sedikitnya 4 ribu linggan, tempat pembuatan bata. Celakanya, lokasi pembuatan bata merah berada di kawasan yang di bawah tanahnya terdapat jutaan situs dan artefak Majapahit. "Kami minta pemerintah pusat dan daerah segera mengendalikan industri bata merah jika tidak ingin Majapahit musnah," kata Mundardjito.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Junus Satrio Atmodjo, membeberkan fakta kehancuran Majapahit akibat banyaknya linggan. Selain bangunan candi, perumahan dan struktur batas kota, bangunan monumental masa Majapahit yang ikut hancur adalah kanal-kanal yang membentang dalam radius belasan kilometer mengitari Trowulan. Keberadaan kanal itu merupakan bukti terpenting yang bisa dijadikan bukti pijakan untuk menentukan batas kota Majapahit."Pemerintah Kabupaten Mojokerto harus segera menerbitkan Peraturan Daerah yang melarang penggalian tanah untuk industri bata merah," kata Junus.

Kepala Sub Dinas Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mojokerto Didik Sulistyo mengakui saat ini belum ada peraturan daerah yang melarang penggalian tanah untuk bahan baku bata merah di sekitar Trowulan. "Tapi kami sudah melaporkan hasil penelitan para arkeolog tentang rusaknya tanah Trowulan kepada Bupati," kata Didik.

Saat ini para arkeolog juga sedang melawan dan menolak pembangunan Taman Purbakala Majapahit di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Pembangunan proyek berlabel Trowulan Information Center itu berada di areal Pusat Informasi Majapahit (PIM) yang dikelola Balai Peletarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan yang di bawahnya terdapat situs penting Majapahit. "Majapahit menghadapi situasi kritis. Sudah dihajar industri bata merah, kini ditambah lagi soal pembangunan Trowulan Trade Center," kata Mundardjito.

Dari master plan yang didapat para arkeolog, dampak kehancuran yang akan terjadi di kawasan PIM seluas 12 hektare pasti terjadi. Dalam rancangan itu tergambar bentuk bangunan yang justru mengarah ke bawah tanah. Di bawah permukaan tanah itu akan dibangun sejumlah bangunan dilengkapi ruang terbuka semacam hall. Juga terlihat rancangan kawasan Trowulan Information Center yang didisain membentuk bintang segi delapan.

Areal 12 hektare itu merupakan kawasan yang mengandung sejarah Majapahit dalam berbagai periode peradaban. Banyak situs yang umurnya sangat tua dibanding tempat lain, ada temuan konstruksi rumah Majapahit, posisi tanahnya paling tinggi, ditemukan keramik cina paling bagus dan ada konteks yang bisa menjelaskan ikhwal sejarah masa lalu. Kawasan itu sejak tahun 1980-an juga dipakai menjadi 'field school' bagi para mahasiswa arekologi untuk mempraktekkan ilmunya.

DWIDJO U. MAKSUM

2 komentar:

  1. Salam kenal ..., klo tidak keberatan silahkan datang dan follow blog aku di http://majapahit1478.blogspot.com, aku dah follow blog anda, ku tunggu refollownya

    BalasHapus
  2. awesome blog about history of the greatest kingdom

    BalasHapus

siap berkontribusi?